RADAR SULSEL.CO.ID, WAJO - World Cleanup Day (WCD) atau Hari Bersih-Bersih Sedunia diperingati tiap 18 September. WCD memberi pesan bahwa kebersihan alam dan lingkungan harus tetap terjaga
Kabupaten Wajo pun turut memperingati WCD melalui gerakan bersih-bersih di tingkat desa dan kelurahan. Pelaksanaan WCD tahun ini dipusatkan di Kawasan Rumah Adat Atakkae, Sabtu (18/9/2021). Melibatkan organisasi dan komunitas yang bergabung sebagai relawan.
Selain sebagai peringatan WCD, bersih-bersih serentak yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo melalui Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) ini juga dalam rangka mewujudkan gerakan Wajo Mapaccing.
Kepala DLHD Wajo, Andi Muh. Baso Iqbal, mengatakan aksi bersih-bersih ini serentak dilaksanakan di 14 kecamatan, 190 desa dan kelurahan se-Kabupaten Wajo.
"Kegiatan World Cleanup Day di tingkat Kabupaten Wajo tahun ini dipusatkan di Kawasan Rumah Adat Atakkae. Ada 56 organisasi dan komunitas yang bergabung hari ini. Ditambah Satgas (Satuan Tugas) Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup," ucap Baso Iqbal.
Kegiatan hari ini, kata dia, akan dilaporkan ke tingkat provinsi, pusat, dan bahkan ke tingkat internasional bahwa Kabupaten Wajo juga ikut dalam perayaan WCD.
Sementara, Bupati Wajo, Amran Mahmud, menyampaikan apresiasi kepada DLHD Wajo yang dengan semangat dan komitmen mengajak berbagai elemen melakukan aksi bersih dalam rangka mewujudkan Wajo Mapaccing.
"Komitmen kita bersama untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih. Kita harapkan menjadi budaya bahwa ada perasaan tidak enak kita kalau melihat sampah. Apalagi World Cleanup Day ini sejalan dengan program kita untuk mewujudkan Wajo Mapaccing," ungkapnya.
Amran Mahmud mengungkapkan agar momen aksi bersih- bersih sampah sedunia ini bukan sekadar seromoni, tetapi menjadi penyemangat. "Mari kita semua membudayakan hidup bersih di tengah pandemi Covid-19 ini dan tetap menjaga protokol kesehatan agar virus mematikan ini cepat hilang, khususnya di daerah kita," serunya.
Pada kesempatan itu, Amran Mahmud menyampaikan di Kabupaten Wajo sampai saat ini belum ada yang menerima tantangan untuk bagaimana sampah menjadi uang. Artinya ada bisnis sampah yang dikelolah menjadi uang.
"Dari tahun sebelumnya saya menantang kepada seluruh organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat untuk berinovasi mengolah sampah untuk bisa menjadi uang. Kalau ada organisasi yang bisa, saya akan support, baik secara pribadi maupun secara kelembagaan," pungkasnya.
Turut hadir pada kegiatan ini, para kepala perangkat daerah, jajaran Satgas Kebersihan DLH Wajo, para pengurus organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan dan komunitas, serta undangan lainnya.
Pada kesempatan ini pula Amran Mahmud menyerahkan sertifikat dan penghargaan kepada 56 organisasi dan komunitas yang berpartisipasi pada pelaksanaan WCD di tingkat Kabupaten Wajo. (*)