RADAR SULSEL.CO.ID, WAJO - Sikap yang patut diapresiasi ditunjukkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo dalam mencari solusi terbaik penanganan banjir, khususnya di sekitar Pasar Sentral, Sengkang.
Tak alergi dengan masukan dan kritikan yang positif, Pemkab Wajo di bawah kepemimpinan Dr Amran Mahmud, secara khusus menggelar rapat dan dialog dengan melibatkan sejumlah tokoh masyarakat yang berada di kompleks pertokoan pasar terbesar di Wajo itu, Rabu (19/9/21) malam.
Bertempat di ruang pola, Bupati Wajo Amran Mahmud hadir langsung memberi pengarahan, sekaligus mendengar berbagai masukan. Orang nomor 1 di kabupaten yang memiliki 14 kecamatan ini, didampingi sejumlah kepala OPD, Camat Tempe dan Lurah se-Kecamatan Tempe.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Wajo, Andi Muh. Baso Iqbal menyampaikan, permasalahan banjir di Pasar Sentral, salah satu penyebabnya karena drainase sudah tidak mencukupi untuk menampung air hujan. Ditambah perlintasan air yang terhambat oleh jalanan dan banyaknya sampah, serta material didrainase. Akibatnya aliran air terhambat.
“Selain itu, terhambatnya aliran air di drainase karena diakibatkan oleh lapisan beton duker ke rumah warga dan sulit dilakukan pembersihan di drainase karena tumpukan lapisan beton duiker dibeberapa rumah warga,” papar Andi Muh Baso Iqbal
Bahkan, lanjutnya, adanya pembangunan d atas drainase ikut mengakibatkan tersumbatnya aliran air dan sulit untuk dibersihkan. Menurutnya, salah satu upaya untuk penanganan jangka pendek dilakukan pembongkaran beton jalan masuk rumah atau ruko warga dan dilakukan pembersihan drainase. "Kalau pemilik membangun kembali agar sesuai dengan spesifikasi yang ada sehingga mudah dibersihkan ketika tersumbat," tegasnya.
Untuk duiker jembatan ruko yang tidak tersumbat, kata Andi Muh. Baso Iqbal, dibuatkan lubang agar petugas dapat masuk untuk mebersihkan drainase tersebut.
Sementara Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Wajo, Andi Aso Ashari mengungkapkan, penyebab banjir kawasan Pasar Sentral, karena adanya luapan air dari Jalan Dahlia yang tebagi ke Jalan Veteran, Jl. Nusa Indah, Jl. Sumatera, Jl. Kalimantan, Jl Sulawesi, Jl. Jawa, Jl. A. Magga Amirullah dan Jl. RA Kartini, dimana terkumpul di seputaran pasar sebelum terbuang ke sungai.
Upaya untuk penaganan awal, kata dia, adalah pembersihan dan penggalian drainase. Selain itu penanaman pohon di areal terbuka. Untuk penaganan jangka menegah, yakni pengadaan sumur resapan di areal perumahan dan rehabilitasi/pembangunan duekker dan drainase kota.
Bupati Wajo Amran Mahmud mengatakan, daerah ini merupakan daerah rendah sehingga harus ada antisipasi dan ada solusi besar untuk penanganan banjir. Karena itu perencanaannya harus matang.
“Saya sudah meminta untuk dilakukan pengkajian, apakah bisa untuk buat kanal besar atau ada solusi yang bisa kita lakukan dalam penanangan banjir di Pasar Sentral,” tuturnya.
Amran mengungkapkan, dalam penanganan banjir akan dilakukan langkah strategis, baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
“Ada langkah jangka pendek seperti yang disampaikan Kadis DLHD dengan melakukan pembongkaran beton jalan masuk ruko/rumah dan pembersihan drainase. Dimana kami yang memperbaiki drainasenya, sementara pemilik kembali membangun jalan beton masuk dengan spesifikasi yang ada," pungkasnya.
Amran mengharapkan dukungan dan kolaborasi dengan masyarakat, banjir khususnya di kompleks atau seputaran Pasar Sentral pasar bisa diantisipasi dan tertangani dengan baik.
Berdasarkan pantauan, beberapa tokoh masyarakat juga menyampaikan masukannya kepada pemerintah. Termasuk sebagian mengapresiasi upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencarikan solusi terbaik.(*)